Dulu waktu masih di Sekolah dasar (SD) aku bercita-cita ingin jadi tentara (TNI), tapi realita hari ini cita-cita itu hanya tinggal impian "
Tidak semua cita-cita dapat dicapai dengan mudahnya, tapi ku yakin dibalik derita bahagia menanti sesudahnya, bila bintang tak juga terbit, harus takbah hati menerima, yakinlah bila bulan ndak sabit, esok lusa pasti purnama" begitulah penggalan syair lagu Padang Pasir dengan judul Cita-cita.
Sejak mengaji di surau, aku juga sering tidur disurau, karena memang dikampung ku waktu itu, masih membudaya jika ank laki-laki tidur dirumah orang tuanya dia akan malu dengan teman-temannya. Karena rata-rata anak laki-laki pada tidur di surau. Banyak hal yang kupetik hikmah aktivitas di surau waktu
aku kecil. Kami sering cerita-cerita tentang cita-cita kalau sudah besar nanti. Rta-rata mereka mau jadi orang sukses, banyak yang ingin jadi tentara, mungkin barangkali tentara sangat disegani dan ditakuti waktu itu karena masih dalam era orde baru.... Yaa gagah gitu lho!
Setelah tamat SMP aku ingin melanjutkan ke SMA Taruna di Magelang dan langkah berikutnya yang kuimpikan masuk AKABRI. Ternyata takdir bicara lain. Aku masuk STM dan kuliah di Universitas Putra Indonesia "YPTK" Padang dulunya STMIK "YPTK"
Semasa kuliah, semangat heroik ku terus menggelora, aku ikut menwa, tapi tak lulus karena IP ku di bawah 2,5. Akhirnya ku hidden dulu impian itu dan aku masuk HMI. Karir organisasi ku di HMI mulai dari Ketua Umum Komisariat UPI, Bendahara Umum HMI Cabang Padang sampai Menjadi Sekretaris Umum BADKO HMI Sumatera Barat.
Ternyata ku petik hikmahnya, menjadi tentara tidak hanya di TNI, tapi lebih luas lagi pengertiannya menjadi Tentanta ALLAH. Cita-cita waktu di surau langkah demi langkah dapat terealisasi dalam konteks kehidupanku.
Surau sebagai media membentuk karakterku....!
Wassalam
Agustian Piliang, S. Kom
http://agustianpiliang.blogspot.com